Archives
Home >Unlabelled > Cerpen Curahan Hati
Cerpen Curahan Hati
Posted on Selasa, 21 Februari 2012 by yusaka cingi
IJINKANLAH HATIKU
BERLABUH DI PELABUHANNYA
Karya : Muhammad
Yusaka
Alkisah ada
seorang gadis remaja yang begitu antusias dalam meraih mimpi dan cita-citanya,
gadis yang sangat ambisius dalam segala hal yang dilakukannya. Dia selalu ingin
jadi yang pertama dan terbaik dari yang terbaik. Gadis itu bernama Kara, Kara
terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Dia mempunyai wajah yang manis,
badannya tinggi dan dia juga termasuk anak yang pintar. Namun sayangnya dia
mempunyai watak yang egois, sombong dan mau menang sendiri yang sangat besar.
Dia tak pernah dikalahkan oleh siapa pun, karena orang tuanya memberikan
tanggung jawab yang besar kepadanya. Maka dari itu dia begitu ambisius dalam
hidupnya.
Dan pada
saat dia duduk di bangku kelas 1 SMP, dia bertemu dengan seorang laki-laki,
namanya Adit. Adit adalah anak yang baik, mempunyai budi pekerti yang halus,
dan dia juga termasuk anak yang cerdas. Kara pun sangat bersemangat saat bersaing
dengan adit dalam bidang apapun , karena mereka duduk di kelas yang sama. Dan
Kara pun selalu menjadi yang pertama dan adit jadi yang kedua, mereka sangat
berteman baik, dan mereka pun selalu bersaing sehat. Namun tak disangka saat
mereka naik ke kelas 2, mereka berpisah, mereka tidak berada di kelas yang sama
lagi. Dan keadaan inilah yang membuat Kara akhirnya berpikir, dia merasa sangat
kehilangan adit, berulang-ulang kali dia merenung, dia merasa kesepian tanpa
adit di sisinya,” apakah aku mencintainya Tuhan ?, tanpa aku sadari sejak kapan
tumbuh perasaan ini di hatiku ???” Katanya dalam hati. Namun dia berpikir ulang
dengan pikiran yang jernih, dia berkata bahwa mungkin perasaan ini adalah
perasaan suka yang biasa yang dialami anak kecil,”Cinta Monyet”, katanya. Kara
pun hanya membiarkan perasaan cintanya tumbuh secara alami, tidak perlu di
pupuk atau pun dibunuh, sampai Tuhan mempertemukannya kembali. Itulah yang Kara
pelajari dari sosok ibunya. Dia pun hanya diam dan konsentrasi pada
belajarnya…..
Hingga pada
suatu saat, rasa cinta itu pun terus berkembang dengan seiringnya waktu, sampai
pada suatu hari, Hari Pelepasan siswa-siswi kelas 3 diadakan. Semua siswa
bergembira ria, tapi rasanya Kara begitu menderita, dengan perasaan yang
dipendamnya selama 3 tahun, dia merasa tak sangggup jika jauh dari Adit. Namun
bagaimana dengan Adit ???? dulu Adit sangat suka memberi perhatian pada Kara,
namun Kara tak pernah sadari itu, tak ada seorang pun yang tahu tentang
Adit…………….
Dan
sekarang Kara duduk di kelas 1 SMA, dan Adit melanjutkan sekolahnya di luar
kota. Kara hanya mencoba untuk ikhlas dalam menerima takdirnya, sampai pada
suatu hari dia bertemu dengan seorang laki-laki yang sangat aneh, namanya Adi.
Sempat sejenak dia berpikir Adi dapat mengobati luka hatinya, namun ternya
salah, adi hanya sosok laki-laki yang tak bertanggung jawab, setelah dia
mengatakan cintanya pada Kara, dia malah pergi meninggalkannya. Dia pun hanya
bisa menangis di setiap malamnya… tangisan yang begitu lirih, air mata yang
berjatuhan pun tak dapat kembali, dan tak ada yang mampu menghapusnya. “mungkin
aku nggak akan pernah mendapat cinta dari seorang pria,,,,, aku hanya hidup
untuk kau Tuhan dan kedua orang tuaku…” gumamnya. Sosok seorang Adit memang tak
akan pernah tergantikan sampai kapan pun, jiwanya yang dulu kuat sekarang
rapuh. Dan dia pun berjani pada dirinya sendiri, bahwa dia akan menjaga
perasaannya untuk Adit sampai kapan pun… sahabat-sahabatnya pun merasa kasihan
pada Kara, apalagi setelah Kara mengucapkan perkataan yang menyentuh hati
meraka, “Kawan, jika nanti aku mati, aku mohon katakanlah pada Adit bahwa aku
mencintainya…. Dan untuk hidupku sekarang ini, aku hanya ingin menjadi seorang
muslim yang solekhah, dan menjadi seorang pengusaha yang sukses,,,, aku ingin
ayah dan ibuku bangga denganku, setelah itu aku rela apabila Tuhan mengambil
nyawaku,,,, karena untuk apalagi aku hidup, aku hanya sendiri,,,, aku tak mampu
lagi meneteskan air mata, serasa airmataku ini sudah habis……” ungkapnya pada
temanya. Kara sudah tak sanggup lagi menahan
perasaannya,,, dan setelah dia lulus dari SMA, dia pun menepati semua
janjinya, Kara menjadi seorang yang sukses dan orang tunya pun sangat bangga
terhadapnya….., namun terasa tersambar petir hati orang tuanya ketika Kara
divonis mengidap penyakit kanker Otak stadium 4 …. Ternyata Kara sudah
merasakan bahwa hidupnya tak akan lama lagi,,, sempat saat dia di rawat di
rumah sakit, dia menceritakan semua tentang Adit kepada orang tunya.. ayah dan
ibunya pun tak mampu lagi untuk membendung air matanya. Dia hanya bisa menangis
dan bangga terhadap putri satu-satunya itu…” ayah, ibu maafin Kara ya, selama
ini Kara salah sama kalian,,,, Kara nggak pernah crita tentang rasa sakit yang
kara rasain… ayah dan ibu, jika Tuhan telah memanggilku,,, aku mau ibu dan ayah
membawa mawar putih jika mengunjungi aku ya…. Aku ingin selalu mencium wangi
dari mawar putih, dan jika suatu hari ibu dan ayah bertemu dengan Adit,,,
jangan pernah critakan tentang aku padanya,,,,,,,,,,” ungkapnya kepada ayah dan
ibunya….. “dan untuk teman-temanku, aku ingin kalian menjadi orang yang hebat,
berjanjilah padaku bahwa kalian akan selalu tersenyum dalam menghadapi apapun
tanpa aku…..” pintanya pada teman-temannya… Teman-teman Kara pun hanya bisa
meneteskan air mata yang tiada henti……” aku ingin sekali bersandar di bahunya
adit, untuk penjamkan dan hembuskan nafas yang panjang………………………………….”gumamnya.
Dan
akhirnya pada 2 juli tahun 2018, Kara menghembuskan nafas yang terakhir
kalinya. Dia pun pergi dengan kepedihan dan kesendiriannya… semua orang
menangis, dan semua bunga mawar putih di sekitar makamnya gugur bersamaan…..
mawar putih menunjukan cinta yang begitu tulus dan suci… “selamat tinggal Kara”
ucap teman-temannya…
15 tahun
lamanya Kara mencintai Adit tiada henti……. Dan ternyata 1 tahun kemudian Adit
kembali,,, adit kembali untuk Kara, dia ingin melamar Kara…. Ternyata Adit
pergi untuk menuntut ilmu yang tinggi dan menjadi seorang yang sukses, agar
Kara mau menerimanya.
Pada
kenyataannya dulu Adit mencintai Kara, namun dia tak berani untuk
mengungkapkannya. Namun sekarang semuanya sudah terlambat, ketika Adit
mendatangi rumah Kara, dia hanya dapat meneteskan air mata dan menyesali
dirinya sendiri setelah orang tua Kara bercerita semuanya pada Adit…. Kemudian
Adit mendatangi makam Kara dengan seikat mawar putih, dia pun tak bisa
membendung perasaannya, “Ra, mungkin aku hanya laki-laki yang bodoh… kenapa aku
menyia-nyiakanmu…. Maafin aku sayang…… apa aku pergi terlalu lama ? maafin aku
yang tak pernah berani menyatakan cinta kepadamu dari dulu…??????? Ku kira dulu
kau membenciku,,,,, maafin aku…..maafin aku……….. aku MENCINTAIMU ! aku tak bisa
hidup tanpa kamu !! maaf..maaf…..maaf………..” ungkapnya dengan perasaan yang
menyesal…
“Aku
mencintai Adit………………………………………………………………”
Cinta yg
begitu tulus akan selalu tetap tumbuh dalam hati..walau raga tak lagi bersama.
penjual nasi kucing. Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "